Resume 2 (Motivasi)
- 04.08
- by
- Bang Dhon
MOTIVASI
Apa Itu Motivasi?
Motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Perspektif Tentang Motivasi
a. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan
dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif
adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi
perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat
menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada
perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer
dkk., 2000).
b. Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menekankan pada
kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib
mereka. Perspektif ini berkaitan berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow
bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan
kebutuhan yang lebih tinggi.
Teori Abraham Maslow, tentang motivasi
manusia dapat diterapkan pada hampir seluruh aspek kehidupan pribadi serta
sosial. Maslow juga mengatakan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan
dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari
sumber genetic atau naluriah. Dan konsep inilah yang mendasar dan unik bagi
teori Maslow.
Hierarki Kebutuhan
Maslow:
- · Fisiologis : lapar, haus, tidur.
- · Keamanan (safety) : bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan
- · Cinta dan rasa memiliki : keamanan (security), kasih sayang dan perhatian dari orang lain.
- · Harga diri : menghargai diri sendiri.
- · Aktualisasi diri : realisasi potensi diri. Menurut Maslow, misalnya, murid harus memuaskan kebutuhan makan sebelum mereka dapat berprestasi.
c. Perspektif Kognitif
Menekankan pada pemikiran murid untuk
memandu motivasi mereka sendiri. Ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi
internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang
sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah
faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat
mengontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif ini juga menekankan
arti penting dari tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu
tujuan.
d. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan
adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan
pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan
akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk
mengahabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang
tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Murid sekolah yang punya hubungan yang
penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sikap akademik yang positif dan
lebih senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek, 2002). Dalam sebuah studi
berskala luas, salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid
adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat
positif atau tidak (McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001). Dalam studi
lain, nilai matematika meningkat di kalangan murid sekolah menengah apabila
mereka punya guru yang mereka anggap sangat suportif (Eccles, 1993).
Motivasi untuk Meraih
Sesuatu
Motivasi pada murud telah dipengaruhi
oleh perspektif kognitif. Anak akan mengetahui apa yang menjadi tujuan
mereka belajar. Dalam hal ini kita akan membahas hal-hal apa saja
yang dapat meningkatkan motivasi murid untuk meraih sesuatu atau
untik berprestasi. Kita akan mulai bagian ini dengan memperkenalkan apa itu
yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik (ekstrensik) dan intrinsik (internal),
dan apa yang menjadi perbedaan antara kedua motivasi tersebut. Kemudian kita
akan mengkaji efek dari kecemasan terhadap prestasi belajar anak dan beberapa
startegi yang dapat membantu murid agar lebih termotivasi lagi.
a. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik merupakan rangsangan
dari luar yang bertujuan hanya untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif ekternal seperti imbalsa
atau upah dan hukuman. Misalnya, seorang anak akan mengerjakan pr nya apabila
orang tua nya memberikannya menonton televisi setelah selesai
b. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik merupakan motivasi
yang berasal dari diri kita sendiri (internal) untuk melakukan sesuatu hal demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Dalam memenuhi motivasi intrinsic,
murid tidak perlu mendapat rangsangan dari luar, karna motivasi tersebut akan
timbul karna keinginan, hobi atau karena kesadaran diri sendiri. Semakin kuat
motivasi intrinsic yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin besar kemungkinan
ia memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuannya.
Murid akan termotivasi untuk belajar
saat mereka diberikan pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan
kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai imformasional
tetapi bukan dipakai untuk kontrol. Sama halnya dengan pujian juga dapat
memperkuat motivasi intrinsik murid.
0 komentar:
Posting Komentar